Hari ini saya ke kantor pajak utk pelaporan SPT thn 2016. Suasana kantor pajak ramai sekali, bahkan sampai pasang tenda di halamannya. Baik di dalam kantor, tdk peduli di lantai satu maupun dua, begitu juga di bawah tenda, begitu sesak dg manusia sehingga untuk jalan sajapun sulit.
Saya membayangkan betapa banyaknya tumpukan kertas krn satu laporan minimum ada 6 lembar. Jika ada jutaan yg melapor, ada berapa juta lembar kertas yg diterima kantor pajak. Mau disimpan di mana kertas yg menggunung itu.
Sebagian besar yg lapor adalah karyawan yg laporannnya nihil krn sdh dipotong PPh oleh kantornya. Sebagian besar laporan org pribadi non karyawan juga di bawah PTKP shg setoran juga nihil. Sementara setiap laporan itu harus diperiksa dulu sblm mendapatkan tanda terima lapor.
Saya membayangkan, betapa sia2nya SDM pajak hanya utk memeriksa SPT yg hampir semua di bawah PTKP. Begitu pula SDM pajak yg melayani laporan karyawan yg pasti nihil. Sekian sdm dan sekian waktu dibuang percuma utk mengurus nihil yg tdk ada pemasukannya sama sekali.
Kenapa tdk dibuat saja sistem yg lbh sederhana. Karyawan tdk perlu lagi lapor pajak, toh datanya sdh ada saat dipotong perusahaan. Org pribadi bukan karyawan yg masih di bawah PTKP cukup mengisi form 1 lembar saja, bukan berlembar2 spt saat ini.
Jauh lebih efektif dan efisien jika SDM pajak bukan mengurus laporan nihil, tp mengejar 2% orang terkaya indonesia yg mungkin menguasai 80% kekayaan bangsa. Dua persen berarti 4jt WP kaya yg bisa digarap oleh petugas pajak. Nah, silahkan kerahkan dan habiskan energi utk mereka krn ada hasilnya pemasukan utk negara. Daripada mengurus 10jt WP yg laporan SPT nya nihil.
Ada puluhan komplek2 mewah di pantao mutiara, pluit, kelapa gading, pondok indah dan lokasi2 elit lainnya. Ada puluhan ribu rumah mewah di jakarta saja yg bisa ditelusuri pembayaran pajak mereka. Pokoknya urus 2% orang terkaya itu. Dijamin ada pemasukan negara. Jangan kerja sia2, hanya mengobok2 puluhan juta WP karyawan dan non karyawan yg SPT mereka nihil.
Tdk ada pemasukan utk negara selain tumpukan kertas yg menggunung.