Serial Bisnis no 4, Bisnis Tanpa Modal

4. Masih tentang bisnis tanpa modal. Sesungguhnya bisnis tanpa modal itu ada dan sudah lazim dipraktekkan. Bentuknya bisa berupa broker atau bahasa kurang enaknya calo. Misalnya jadi broker properti. Anda tidak perlu modal. Temukan properti orang yg mau dijual, buat perjanjian dg pemilik, dapatkan pembelinya, maka anda akan dapat komisi. Ini adalah bisnis. Ada produk, ada proses marketing, ada closing, dan akhirnya tentu revenue.

Oklah, jadi broker itu susah. Saya juga mengakui susah makanya saya tdk memilih bisnis broker. Tapi masih ada pola bisnis lain yg tanpa modal. Istilah kerennya dropship. Istilah lainnya yg agak kurang keren adalah reseller. Nah, yang saya lakukan adalah reseller ini.

Saya punya beberap sumber barang yang barangnya ready stock dan saya boleh mengambil kapan saja. Tapi tentu saja saya harus bayar saat mengambilnya. Berarti perlu modal dong? Gak juga karena saya hanya akan mengambil barang jika saya sudah mendapatkan pembeli yg membutuhkan barang tsb.

Konsep saya dalam bisnis adalah bayar dulu baru barang dikirim. Jadi si pembeli bayar ke saya, lalu uang tsb saya pakai untuk mengambil barang di sumber saya. Tentu saja tdk semua uang pembeli yg setorkan karena di uang pembeli itu ada keuntungan yg sdh saya setting. Sudah pasti bahwa harga saya mengambil barang adalah lebih kecil dari harga jual saya ke orang lain. Selisih itu murni jadi profit semuanya.

Pola reseller ini sangat menguntungkan krn kita tidak perlu stok barang, tdk perlu menyediakan gudang utk menyimpan barang, tdk perlu gaji petugas penjaga gudang, tidak repot menghitung inventori, tidak perlu karyawan administrasi. Pokoknya tidak ada kerepotan apa2 sama sekali dan artinya tidak ada biaya yg perlu dikeluarkan. Biarlah sumber itu saja yg repot dg segala urusan di atas. Biar dia saja yang mengeluarkan biaya utk segala keperluan di atas.

Saat seorang teman saya yang sudah sukses dan punya relasi luas menanyakan apa yang bisa dia bantu, apa mau dikenalkan dengan pihak bank atau pemodal, maka saya jawab setengah bercanda dan full serius (eh, jumlahnya jadi  1 1/2 ya) bahwa yang saya butuhkan bukan modal tapi customer.

Jadi bisnis tanpa modal itu nyata kan?